BAB I
PENDAHULUAN
Field Trip adalah sebuah perjalanan lapangan atau ekskursi, yang dikenal sebagai
perjalanan sekolah.Pengertian lainnya field trip adalah perjalanan oleh
sekelompok orang ke tempat yang jauh dari lingkungan yang normal mereka.Tujuan
perjalanan biasanya pengamatan untuk penelitian pendidikan, non-eksperimental
atau untuk menyediakan mahasiswa dengan pengalaman luar kegiatan sehari-hari.
Kegiatan belajar mengajar tidak
semestinya selalu dilakukan di dalam kelas, karena hal itu akan membuat peserta
didik merasa jenuh dan bosan. Sesekali mereka diajak keluar kelas untuk
meninjau hal-hal di sekeliling mereka yang berhubungan dengan materi yang akan
dipelajari. Dalam hal ini merupakan penerapan dari metode
fieldtrip (karyawisata), yaitu merupakan
pejalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh
pengalaman belajar, terutama pengalaman secara langsung dan merupakan bagian
integral dari kurikulum kampus/sekolah.
Namun karyawisata dalam arti
pembelajaran mempunyai arti sendiri yang berbeda dengan karyawisata dalam arti
umum.Karyawisata di sini berarti kunjungan di luar kelas dalam rangka belajar.Misalnya
dengan mengajak peserta didik mengamati hal-hal yang ada di sekeliling sekolah,
kemudian membuat karya yang pada akhirnya ada sangkut pautnya dengan materi
yang dipelajari selama waktu yang telah ditentukan oleh guru /dosen.Jadi
karyawisata ini tidak mengambil tempat yang jauh dari kampus dan tidak
memelukan waktu yang lama.Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang
jauh disebut study tour.
Fieldtrip yang dilakukan adalah
untuk mengetahui cara melukan penanganan hasil pertanian yang dikemas/dipeking
untuk menjaga keutuhan hasil pertanian dan tidak terjadinya loses/kehilangan baik
dalam kualitas maupun kuantitas, yaitu mula i dari penurunan kualitas sampai komoditas tersebut
tidak layak pasar (not marketable) atau tidak layak dikonsumsi.
Untuk menekan kehilangan tersebut
perlu diketahui :
-
Sifat biologi hasil tanaman yang
ditangani : struktur dan komposisi hasil tanaman
-
Dasar-dasar fisiologi pasca panen :
respirasi, transpirasi, produksi etilen
-
Teknologi penangan pasca panen yang
sesuai
1.2 Tujuan
1.
Mahasiswa dapat memperoleh
pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara penanganan
hasil pertanian baik pada waktu panen sampai pasca panen
3. Mahasiswa dapat mengetahui secara
langsung cara pekingan hasil pertanian dan pemberian label sampai ke proses
pemasaran hasil.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1 Tempat
Dan Waktu
Adapun
tempat pelaksanan fieldtrip ini adalah di UD. RodeoKabupaten Malang Jawa Timur dan Waktu pelaksanaan
pada tanggal 12 November 2014
2.2 Peserta
Jumlah
peserta pada kegiatan Filed Trip di
CV. Rodeo Kabupaten
MalangJawa Timur adalah
sebanyak80 orang Mahasiswa Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang jurusan penyuluhan pertanian semester V.
2.3.
Materi
Adapun kegiatan yang dilaksanakan
pada tatap muka yang berlangsung di tempat usaha UD. Rodeo Kabupaten MalangJawa Timur antara lain
:
1.
Perkenalan pengusaha CV. Rodeo
2.
Penjelasan usaha yang dikembangkan
oleh CV. Rodeo
3. Penjelasan tentang bagaimana cara
penanganan hasil mulai dari proses pengangkutan hasil sampai ke CV. Rodeo
4. Penjelasan tentang bagaimana proses
pekingan dan proses penjualan sampai ketangan konsumen.
5.
Pemantauan lagsung bagaimana cara
melakukan proses pekingan yang baik.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Keadaan
Umum Kecamatan Lawang
Kota Lawang adalah sebuah kota kecamatan kecil di dekat
Malang tepatnya 19 km di sebelah utara Kota Malang, atau 71 km di sebelah
selatan kota Surabaya Provinsi Jawa Timur.Kota Lawang terletak di 450meter dpl
(dari permukaan air laut) dengan koordinat 7°49'48"S 112°42'0"E, atau
secara geografis terletak di pegunungan dan dikelilingi Gunung Arjuna pada
sebelah barat dan Gunung Semeru untuk sebelah timurnya, serta diapit oleh Kota
Singosari pada sebelah selatan dan Kabupaten Pasuruan pada sebelah utara.
KabupatenMalang merupakan wilayah yang strategis sejak
pada masa pemerintahan kerajaan-kerajaan. Hingga saat ini Kabupaten Malang
merupakan wilayah yang cukup strategis, hal ini didukung dengan mudahnya akses
yang menghubungkan Kabupaten Malang dengan daerah sekitar, yaitu dengan
adanyajalan arteri primer yang ditunjang dengan sarana prasaranatransportasi
yang memadai.
Lawang merupakan daerah berkembang di Kabupaten Malang,
sektor industri dan perdagangan sangat diandalkan di wilayah ini. Sama halnya
daerah-daerah dan kota-kota lain di Indonesia, sejarah perkembangan dari
suatuwilayah bermula dari suatu daerah yangdapat dijadikan pusat perkembangan
atau yang biasa disebut dengan kota lama.Kawasan pusat Kota Lawang memiliki
tingkat kegiatan yang meningkat selama beberapa tahun dan dapat dinilai
intensif dan teratur.
Perkembangan yang mencolok terlihat pada kawasan
perdagangan, yang berada di sekitar Pasar Lawang.Selain itu juga pada kawasan
jasa dan
perkantoran yang beraglomerasi di sepanjang Jalan Thamrin (ruas jalanarteri primer Surabaya-Malang).Sejarah dan perkembangan Lawang tentunyasaling berkaitan dengan wilayah sekitarnya, seperti Singosari, Purwosari dan Kota Malang. Semula Lawang merupakan kota kecil yang diperuntukkan sebagai daerah peristirahatan dan perkebunan yang kaya di Lereng Gunung Arjuno.
perkantoran yang beraglomerasi di sepanjang Jalan Thamrin (ruas jalanarteri primer Surabaya-Malang).Sejarah dan perkembangan Lawang tentunyasaling berkaitan dengan wilayah sekitarnya, seperti Singosari, Purwosari dan Kota Malang. Semula Lawang merupakan kota kecil yang diperuntukkan sebagai daerah peristirahatan dan perkebunan yang kaya di Lereng Gunung Arjuno.
Kota Lawang dikenal sebagai kotaperistirahatan sejak
zaman penjajahan Belanda. Karena itu tidak mengherankan bila sampai saat ini
masih banyak ditemui bangunan kuno dengan konstruksi khas arsitektur
Belanda.Berdinding tebal, beratap tinggi dengan pintu dan jendelanya yang super
lebar dan tinggi.Kurang lebih terdapat 80 bangunan yang letaknya menyebar dari
pusat Kota Lawang. Termasuk stasiun kereta api yang merupakan salah satu
persinggahan kereta api jalur Selatan dari Surabaya ke Malang dengan umur
banguan 123 tahun.
Dari
arah Utara:
1.
Daerah Tawang sari,banyak bagunan kuno yg
masih di pertahankan oleh penduduk sekitar. Kurang lebih 10 bangunan termasuk
juga bangunan kuno yang terdapat di dalam asrama Polisi Militer AD
Tawangsari(sebelah kiri jalan arah dari Surabaya-Malang).
2.
Di Jalan Dr. Soetomo, di jalan ini
terdapatbangunan kuno yang menjadi icon dari kota Lawang sejak penjajahan
Belanda. HOTEL NIAGARA.(pembahasan bangunan ini akan saya jelaskan setelah ini)
3.
Sebelah utara Pasar Lawang. Sayangnya di
sini banyak bangunan kuno yangsudah irobohkan karena tidak terawat. Untuk di
sebelah timur Pasar Lawang terdapat kurang lebih 5 bangunan yang masih di
pertahankan. Terdapat 2 bangunan kuno yang tidak mengalami perubahan fisik di
Jalan Thamrin (selatan dari Pasar Lawang)
4.
Di dalam pusat kota, seperti di Kelurahan
Kauman. Beberapa bangunan kuno yang sejak bangunan didirikan tidak mengalami
perubahan fungsi. Bangunan-bangunan kuno yang dipergunakan untuk sarana umum
dan beberapa rumah tinggalKondisi kawasan yang semakin berkembang dengan pesat,
maka berdampak pada bangunan-bangunan kuno, yaitu beberapabangunan yang
mengalami perubahan fungsi. Namun, adanya perubahan fungsi bangunan di kawasan
pusat Kota Lawang, tidak menyebabkan
perubahan fisik bangunan secara total. Di antaranya Gereja Advent, dahulu merupakan rumah tinggal.
perubahan fisik bangunan secara total. Di antaranya Gereja Advent, dahulu merupakan rumah tinggal.
5.
Di Jalan Argo Tunggal, di daerah ini
terdapat Sekolah Dasar Khatolik St. Fransiskus yang sudah bediri sejak
penjajahan Belanda. Sekolah ini dulunya khusus untuk anak-anak kolonial Belanda
dan anak-anak para Pejabat Pemerintah setempat. Bangunan sekolah ini tetap
dipertahankan sejak didirikan (saya bisa menulis seperti ini karena saya
sendiri adalah alumnus dari sekolah tersebut). Untuk di sekitar sekolahan
tersebut, cukup banyak bangunan kuno yang masih terawat.
6.
Di kawasan permukiman yang terletak di pusat
Kota Lawang, tepatnya di belakang Stasiun Kereta Api Lawang, yaitu Kawasan
Permukiman Ngamarto. Perkembangan Kawasan Ngamarto tidak lepas dari pengaruh
berdirinya Stasiun Kereta Api. Kondisi beberapa bangunan rumah tinggal Ngamarto
kurang terawat dan terpelihara dengan baik.
7.
Di Kelurahan Sumber Waras dan Sumber Wuni,
masih terlihat 7-10 bangunan. Untuk Kelurahan Sumber Wuni Utara terdapat
sederet bangunan kuno pada sisi jalan, sayangnya bangunan ini tidak terawat
dengan baik.
Sejak itulah terjadi pembangunan besar-besaran pada
kawasan studi, yang berdampak pada pemugaran bangunan kuno.Hal ini berdampak
pada pengurangan jumlah landmark, yang semula terdapat 3 buah (Hotel Niagara,
sebuah bank swasta dan Kantor BAPPERKI), namun saat ini hanya terdapat sebuah
landmark (Hotel Niagara). Hotel Niagara merupakan bangunan tertinggi di kawasan
kota ini, dan memiliki corak bangunan yangunik dan fenomenal, Hotel Niagara
dapat juga disebut sebagai icon dari Lawang.... Setelah Indonesia merdeka,
Indonesia mulai banglit dari keterpurukan, semua daerah berlomba-lomba
membangun daerahnya kembali. Sama halnya dengan kawasan Lawang, seiring dengan
pesatnya perkembangan,letak kawasan yang strategis dan mudahnya penjangkauan,
sehingga kawasan menjadi pusat kegiatan, pusat pemerintahan, dan pusat
perdagangan
3.2 Kegiatan
Pelaksanaan Fieltrip
Adapun kegiatan pelaksanaan Fieltrip
di UD. Rodeo Kabupaten
MalangJawa Timuradalah sebagai berikut :
a.
Pengelolaan Manajemen CV. Rodeo
Pengelolaan manajemen administrasi CV.
Radeo adalah sangat perlu diperhatikan oleh keberlanjutan usaha, baik penataan
administrasi keuangan maupun pelaporan sangat perlu diperhatikan dan yang
penting adalah kesejahteraan karyawan, karyawan yang bekerja di CV. Rodeo
sebanyak 8 orang dan digaji tiap bulannya sebanyak Rp. 600.000,- dan karywan
langsung nginap di CV. Rodeo, jam kerja karyawan mulai dari jam 4 sore sampai jam 7 pagi
sesuai dengan banyaknya pesanan dari konsumen / pelanggan.
b.
Pengertian
Penanganan
Penanganan adalah suatu kegiatan
penanganan produk hasil pertanian dan perkebunan, sejak pemanenan hingga siap
menjadi bahan baku atau produk akhir siap dikonsumsi, dimana didalamnya juga
termasuk distribusi dan pemasarannya.Cakupan teknologi pascapanen dibedakan
menjadi dua kelompok kegiatan besar, yaitu
c. pertama: penanganan
primer yang meliputi penanganan komoditas hingga menjadi produk setengah
jadi atau produk siap olah, dimana perubahan/transformasi produk hanya terjadi
secara fisik, sedangkan perubahan kimiawi biasanya tidak terjadi pada tahap
ini.
d. Kedua: penanganan
sekunder, yakni kegiatan lanjutan dari penanganan primer, dimana pada tahap
ini akan terjadi perubahan bentuk fisik maupun komposisi kimiawi dari produk
akhir melalui suatu proses pengolahan.
c.
Cara Melakukan Penanganan
1. Pemanenan
Pemanenan hasil pertanian harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai
terjatuh, tergores, memar dan sebagainya, karena luka yang disebabkan oleh hal
tersebut akan menyebabkan terjadinya pembusukan akibat peningkatan laju
respirasi. Untuk menghindari kerusakan hasil pertanian pada saat
pemanenan perlu diperhatikan sehingga daya beli yang dilakukan oleh CV. Rodeo
sangat tinggi dengan memperhatikan hasil pertanian sebagai berikut:
-
Jangan sampai hasil panen terjatuh.
-
Gunakan alat panen, misalnya gunting
atau pisau/parang tajam.
-
Wadah/keranjang
penampung hasil panen harus kuat, permukaan bagian dalamnya halus dan mudah
dibersihkan.
Penentuan waktu
panen hasil pertanian sangat diperhatikan yang siap dipanen dapat dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu :
a.
Visual : dengan
melihat warna kulit, ukuran, masih adanya sisa tangkai putik, adanya
daun-daunan tua di bagian luar yang kering dan penuhnya buah.
b. Fisik : mudahnya buah terlepas dari tangkai atau adanya
tanda merekah, ketegaran dan berat jenis.
c. Analisis kimia : mengukur kandungan zat padat,
asam, perbandingan zat padat dengan asam, dan kandungan zat pati.
d. Perhitungan jumlah hari setelah berbunga dan unit panas.
e. Metode fisiologis : pengukuran pola respirasi yaitu
perbandingan antara co2 dan o2.
2. Pengumpulan
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada tahap pengumpulan yang perlu CV.
Rodeo perhatikan jika melakukan pembelian pada produsen atau petani pengusaha
buah, sayur, dan hasil pertanian lainnya adalah :
a.
Lokasi
pengumpulan harus didekatkan dengan tempat pemanenan, agar tidak terjadi
penyusutan atau penurunan kualitas akibat pengangkutan dari dan ke tempat
penanganan / proses pekingan.
b. Perlakukan/tindakan
penanganan dan spesifikasi wadah yang digunakan harus disesuaikan dengan sifat
dan karakteristik komoditi sayuran.
b. Wadah sebagai
tempat penampung antara lain berupa keranjang, peti atau karung goni.
c.
Produk segar
harus dihindarkan dari kontak langsung sinar matahari.
3. Sortasi
Hal ini sangat diperhatikan ketika CV.Rodeo melakukan pembelian ditingkat
petani / produsenyaitu Sortasi merupakan kegiatan memisahkan hasil
pertanian yang
berkualitas kurang baik, seperti cacat, luka, busuk dan bentuknya tidak normal
dari hasil pertanaian /sayuran yang berkualitas baik. Pada proses sortasi dilakukan proses
pembersihan, yaitu membuang bagian yang tidak diperlukan seperti daun tua,
cacat atau busuk.
4. Pembersihan/pencucian
Hal ini sangat diperhatikan ketika CV.Rodeo melakukan pembelian ditingkat
petani / produsen yaitu Pencucian dilakukan agar hasil pertanian seperti buah
dan sayuran terbebas dari kotoran, hama dan penyakit. Dilakukan dengan
menggunakan air bersih yang mengalir yang bertujuan untuk menghindari
kontaminasi. Pencucian dengan air juga berfungsi sebagai pre-cooling
untuk mengatasi kelebihan panas yang dikeluarkan produk saat proses pemanenan.
5.
Grading Atau Pengkelasan
Hal ini sangat diperhatikan ketika CV.Rodeo melakukan pembelian ditingkat
petani / produsenyaitu Pengkelasan
dimaksudkan untuk mendapatkan sayuran yang bermutu baik dan seragam dalam satu
golongan /kelas yang sama sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan atau
atas pemintaan konsumen. Pengkelasan
dilakukan berdasarkan berat, besar, bentuk, rupa, warna, bebas dari penyakit,
dan cacat lainnya.
6. Pengemasan dan Pemberian Label
Pengemasan ini dilakukan oleh CV. Rodeo sendiri setelah penanganan yang
dilakukan oleh petani / produsen,Pertimbangan-pertimbangan
yang perlu diperhatikan dalam pengemasan untuk meningkatkan daya beli dan
keamanan terhadap buah dan sayuran antara lain adalah:
-
Kemasan harus memberi perlindungan
terhadap sifat mudah rusak sayuran dan buah yang menyangkut ukuran, bentuk
konstruksi dan bahan yang dipakai.
-
Kemasan harus
cocok dengan kondisi pengangkutan dan harus dapat diterima oleh konsumen dalam
keadaan baik.
-
Harga dan
bentuk kemasan harus sesuai dengan nilai sayuran yang dikemas.
- Kemasan dibagi
menjadi : (a) kemasan konsumen atau konsumen primer; (b) kemasan
transportasi atau kemasan sekunder, dan (c)
kemasan pengisi atau kemasan tersier.
- Pengemasan
tersebut harus disertai dengan pemberian label dengan Nama CV. Rodeo sehingga
untuk mengenali terhadap daya beli oleh konsumen lainnya ketika bahan tersebut
di pasarkan disupermarket atau Mol.
7. Transportasi
Pengangkutan hasil pertanian ini dilakukan oleh
CV.Rodeo itu sendiri setelah dilakukan pengemasan yang sesuai dengan jumlah pesanan,
pesanan ini ada yang dari daerah jawa maupun diluar jawa seperti Sumatra dan
bahkan daerah timur seperti ; NTB, NTT dan lain -lain, transportasi ini bisa dilakukan melalui jalan darat, melalui laut, dan melalui
udara. pada tahap ini, kemasan harus sudah memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
a. Melindungi sayuran dari kerusakan mekanik;
b. Tidak menghambat lolosnya panas bahan dan panas
pernapasan dari produk, dan
c. Mempunyai kekuatan konstruksi yang cukup untuk mengatasi
penanganan dan penumpukan yang wajar.
Penanganan pasca panen hasil pertanian oleh CV. Rodeo seperti sayurandan
buah mempunyai kedudukan yang sama dengan penanganan budidaya, hal ini untuk
menjamin mutu hasil pertanian sayur dan buah agar tetap dalam kondisi prima
sampai ke tangan konsumen. kehilangan hasil produk dapat ditekan pada setiap
rantai penanganan pasca panen dan mempertahankan mutu produk yang pada akhirnya
dapat meningkatkan nilai ekonomis dan daya saing produk.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan fieldtrip pada CV.
Rodeo Kecamatan lawang Kabupaten Malang - Propinsi Jawa Timur, khususnya tentang
cara melakukan penanganan hasil pertanian terutama sayur dan buah dapat diambil
kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Penanganan pasca panen hasil pertanian oleh CV. Rodeo
seperti sayuran dan buah mempunyai
kedudukan yang sama dengan penanganan budidaya, hal ini untuk menjamin mutu
hasil pertanian sayur dan buah agar tetap dalam kondisi prima sampai ke tangan
konsumen. kehilangan hasil produk dapat ditekan pada setiap rantai penanganan
pasca panen dan mempertahankan mutu produk yang pada akhirnya dapat meningkatkan
nilai ekonomis dan daya saing produk.
2.
Pengelolaan manajemen administrasi
juga sangat penting dalam menjalankan suatu usaha, maju mundurnya suatu usaha
tergantung dari sikap manajemen seorang pemimpin untuk bisa menata, menyusun
rencana yang baik agar usaha bisa berjalan sesuai apa yang diharapkan.
4.2
Saran
Dalam
pelaksanaan Fieldtrip ini dapat dilaksanakan setiap tahunya supaya mahasiswa
dapat mengetahui secara langsung tentang materi yang diterima dikampus secara
teoritis, oleh sebab itu kami mengharapkan kepada pihak akademik agar program
pelaksanaan Fieldtrip seperti ini tetap akan dilaksanakan setiap tahunnya karna
kami sebagai calon penyuluh dapat menerapkan hasil Fieldtrip ini bisa
diterapkan didaerah kita masing - masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar