Orang Eropa menyebutnya Lady Finger, orang India menyebutnya vendi, orang cina menyebutnya yeong kok tau, orang kita melayu menyebutnya Kacang lendir, ada juga yang menyebutnya Okra..apapun namanya, mari kita lihat seperti apa kacang lendir dan apa khasiatnya.
Kacang lendir yang punya nama ilmiah abelmoschus esculentus konon berasal dari ethopia, daun mudanya dapat dibuat sayuran atau menjadi makanan hewan yang baik, buahnya (yg masih muda, karena kalau yang tua udah berserat keras) seperti tampak pada gambar diatas, berkhasiat menguatkan otak dan menambah kecerdasan. Akarnya dan bijinya yang di rebus berkhasiat melancarkan buang air kecil dan menyembuhkan bengkak dan radang.
Ada pendapat yang menyebutkan rebusan ini berkhasiat membantu mempermudah persalinan ibu yang melahirkan.
Nah,..untuk kecantikan, lendir pada buahnya sangat baik dijadikan pelembab kulit!! masih banyak khasiat kacang lendir yang belum disebutkan disini.
Okra atau kacang lendir di yakini berkhasiat untuk kesehatan dan beberapa penyakit diantaranya:
- Mencuci hati
- Menstabilkan kadar gula darah
- Melumasi/ melicinkan usus besar
- Mencegah dan menyembuhkan sembelit pada orang orang tua
- Membantu pertumbuhan bakteri baik dalam saluran usus
- Baik di konsumsi untuk mengurangi perasaan murung, sedih, letih dan rasa tidak nyaman
- Merawat ulcer dan mengurangkan kekejangan di persendian
- Menetralkan asam lambung
- Meringankan radang paru paru, sakit kerongkongan dan ambien
Kalau di buat sayuran bisa di rebus secukupnya atau di tumis, rasanya gurih dan enak.
Buah okra ampuh turunkan kadar gula darah
Berdasar penggunaan beberapa penderita dan juga berdasar riset ilmiah yang sudah dilakukan, buah okra bisa menurunkan kadar gula darah. Mau bukti?
Datang ke negeri jiran, Singapura, Sandra Riswati-bukan nama sebenarnya-bermaksud untuk menjalani operasi usus buntu. Namun, sebelum operasi pasien menjalani pemeriksaan kondisi seluruh tubuh. Ketika itulah dokter mengungkap kadar gula darahnya tinggi, hingga 180 mg/dl. Menurut dr Reno Gustaviani Rustam, SpPD di Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kadar gula darah berkisar 140-199 mg/dl berada pada toleransi glukosa terganggu (TGT).
Toleransi glukosa terganggu merupakan tahapan menuju diabetes mellitus. Setelah 5-10 tahun kemudian, sepertiga kelompok TGT akan berkembang menjadi diabetes. Seseorang menderita diabetes jika kadar gula dalam keadaan puasa lebih dari 126 mg/dl, atau kadar gula darah sewaktu-waktu diperiksa lebih dari 200 mg/dl. Penderita TGT berkaitan dengan resistensi insulin. Ia beresiko menderita aterosklerosis lebih tinggi dibanding kelompok normal.
Ciri 3P
Reno Gustaviani Rustam mengatakan TGT sering berkaitan dengan penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan dislipidemia. Pantas, kadar kolesterol Sandra juga tinggi, mencapai 300 mg/dl, kadar normal kurang dari 200 mg/dl. Begitu juga kadar asam urat, mencapai 7 mg/dl, kadar normal kurang dari 7 mg/dl. Karena akan menjalani operasi, kadar gula darahnya mesti normal.
Menurut dr Hendarto Natadidjaja MARS SpPD di rumahsakit Royal Taruma, Jakarta, penderita berkadar gula darah tinggi tetap bisa menjalani operasi, asal kadar gula darahnya dikendalikan dahulu. “Operasi dalam keadaan gula darah tinggi, mempermudah terjadinya infeksi dan memperlama proses penyembuhan,” ujarnya. Belum lagi jika terdeteksi ternyata kadar gula darah yang berkomplikasi ke jantung atau ginjal. Itu justru meningkatkan risiko operasi.
Dokter Hendarto mengatakan bahwa tingginya kadar gula darah dalam tubuh karena kekurangan hormon insulin. Kekurangan itu terjadi karena produksi hormon insulin di pankreas berkurang atau absolut. Namun, kekurangan insulin bisa saja terjadi meski produksi cukup tetapi tidak berfungsi dengan baik karena reseptor insulin di dalam jaringan kurang alias kekurangan relatif. “Insulin berfungsi memasukkan glukosa dalam darah ke jaringan tubuh untuk dijadikan bahan bakar agar sel dapat beraktivitas,” kata Hendarto.
Berkurangnya produksi insulin bisa diakibatkan penurunan secara genetik, kelainan, maupun pola makan dan hidup yang memicu munculnya diabetes. Pola makan pemicu diabetes seperti konsumsi makanan mengandung gula dan lemak. Sementara pola hidup pemicu diabetes seperti banyak duduk dan kurang aktivitas. Data Profil Kesehatan Indonesia menunjukkan, pada 2005-2006 diabetes berada pada peringkat ke-9 penyakit tidak menular penyebab kematian di rumahsakit di seluruh Indonesia. Pada 2007, posisi itu naik menjadi peringkat ke-6 dengan jumlah kematian 5,7%.
Dr Hendarto Natadidjaja MARS SpPD menjelaskan, kadar gula darah yang tinggi itu nantinya dikeluarkan lewat urine. Itulah sebabnya jumlah air kemih yang dikeluarkan lebih banyak dan penderita mengalami dehidrasi. Akibatnya, penderita menjadi sering haus. Gula yang tidak masuk dalam jaringan menyebabkan jaringan kekurangan asupan energi, akibatnya timbul rasa lapar. “Sering kencing, haus, dan lapar, menjadi gejala utama dari diabetes. Atau yang dikenal dengan 3P, polidipsi, poliuri, dan polifagi,” ujarnya.
Selain gangguan metabolisme karbohidrat, terjadi pula gangguan metabolisme lemak dan protein yang dapat menimbulkan kolesterol tinggi. Akibatnya, terjadi penyumbatan pembuluh darah, baik pembuluh makro maupun mikro. Efeknya berupa disfungsi ereksi, serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan penyakit rongga mulut. Paru-paru orang diabetes mudah terkena tuberkulosis.
Seringkali penderita diabetes tidak memberikan gejala klinis, terutama pada orang tua. Setelah beberapa tahun baru diketahui bahwa kadar gula darahnya tinggi. “Seringkali penyakit diabetes ditemukan secara kebetulan,” ujar Hendarto. Itu seperti yang dialami Sandra. Ia sebelumnya ia tidak mengalami gejala seperti haus, lapar dan sering kencing seperti yang dialami penderita kadar gula darah tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar