SISTEM
PERTANIAN TERPADU
LATAR BELAKANG
Indonesia saat ini menghadapi
sejumlah masalah pembangunan ekonomi yang kompleks. Sejumlah masalah yang
dimaksud mencakup pendapatan rakyat rendah, tingkat kemiskinan relatif tinggi,
pengangguran tinggi, ketimpangan ekonomi, pem-bangunan ekonomi daerah yang
berjalan lambat, utang luar negeri relatif tinggi, kelangkaan energi, ketahanan
pangan keropos, dan kemerosotan mu-tu lingkungan hidup. Masalah pembangunan
eko-nomi tersebut memerlukan pemecahan sesegera mungkin.
Dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini
yang juga menghadapi kesulitan pembiayaan pemba-ngunan, untuk memecahkan
masalah tersebut, kita perlu melakukan penajaman (focusing) strategi pembangunan ekonomi ke depan
.
Sumberdaya Manusia
Rendahnya kualitas sumberdaya manusia merupakan kendala yang serius dalam pembangunan pertanian. Ketertinggalan petani dalam hal pendidikan di atasi dengan pendekatan penyetaraan pendidikan yang selanjutnya dikaitkan dengan pelatihan keterampilan berusahatani. Di samping itu, berbagai upaya pengu-atan kapasitas petani juga perlu dilakukan terutama dalam hal pengembangan sikap kewirausahaan, ke-mampuan dalam pemasaran dan manajemen usaha.
Produktivitas Lahan
Sumberdaya Manusia
Rendahnya kualitas sumberdaya manusia merupakan kendala yang serius dalam pembangunan pertanian. Ketertinggalan petani dalam hal pendidikan di atasi dengan pendekatan penyetaraan pendidikan yang selanjutnya dikaitkan dengan pelatihan keterampilan berusahatani. Di samping itu, berbagai upaya pengu-atan kapasitas petani juga perlu dilakukan terutama dalam hal pengembangan sikap kewirausahaan, ke-mampuan dalam pemasaran dan manajemen usaha.
Produktivitas Lahan
Pada awalnya untuk menghasilkan
lebih banyak pangan memerlukan luasan lahan budidaya, sehingga lahan merupakan
sumberdaya pertanian yang utama. Dengan dimulainya revolusi hijau (intesifikasi
pertanian), kepentingan nisbi lahan berkurang karena masukan pertanian ~ pupuk,
mekanisasi, pestisida, irigasi, dan benih unggul ~ memberikan sumbangan yang
signifikan terhadap kenaikan produksi pangan. Sebagian kebutuhan lahan disulih
oleh teknologi.
Saat ini kebutuhan lahan kembali
mencuat karena hasil panen yang semakin menurun sehubungan dengan penurunan
produksi dan penyempitan lahan pertanian yang dialih-fungsikan, sedangkan
kebutuhan pangan terus meningkat. Pulau Jawa setidaknya kehilangan 20.000 ha
lahan pertanian setiap tahun akibat pemekaran kota di mana luasan lahan
tersebut mampu menyediakan beras untuk 378.000 orang tiap tahun. Akibatnya
lahan menjadi sumberdaya pertanian yang nilainya terus meningkat.
Penurunan produktivitas lahan
pertanian disebabkan oleh terdegradasinya fungsi hayati lahan, yaitu
kemampuan/kapasitasnya mengubah hara menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan tanaman
Kelembagaan
Kelembagaan petani sampai saat ini
belum dapat mengangkat kesejahteraan petani, hanya di beberapa daerah saja yang
sudah mapan dan mengakar pada masyarakat. Fungsi kelembagaan seperti koperasi
masih kalah dengan rentenir/ijon dalam hal pembiayaan dan okupansi (pembelian)
hasil panen, sehingga petani tidak memiliki kekuatan tawar-menawar (bargaining power) atas harga hasil
panennya.
Permodalan merupakan masalah yang utama bagi petani, terutama petani peng-garap yang tidak memiliki lahan pertanian (hanya tenaga saja). Petani penggarap biasanya mendapat porsi sedikit dalam pembagian hasilnya dan terkadang bahkan tidak mencukupi untuk kegiatan budidaya di musim tanam selanjutnya, sehingga mereka butuh pinjaman permodalan. Petani lebih senang untuk mendapatkan pinjaman permodalan tersebut dari rentenir/ijon atas dasar kemudahan prosesnya (cepat, tidak perlu agunan) walaupun dengan bunga yang tinggi dan terikat kontrak penjualan hasil panennya. Rentenir dapat dengan mudah untuk menekan harga hasil panen petani, dan petani terpaksa harus menjualnya karena khawatir tidak akan mendapatkan pinjaman lagi.
TUJUAN
Permodalan merupakan masalah yang utama bagi petani, terutama petani peng-garap yang tidak memiliki lahan pertanian (hanya tenaga saja). Petani penggarap biasanya mendapat porsi sedikit dalam pembagian hasilnya dan terkadang bahkan tidak mencukupi untuk kegiatan budidaya di musim tanam selanjutnya, sehingga mereka butuh pinjaman permodalan. Petani lebih senang untuk mendapatkan pinjaman permodalan tersebut dari rentenir/ijon atas dasar kemudahan prosesnya (cepat, tidak perlu agunan) walaupun dengan bunga yang tinggi dan terikat kontrak penjualan hasil panennya. Rentenir dapat dengan mudah untuk menekan harga hasil panen petani, dan petani terpaksa harus menjualnya karena khawatir tidak akan mendapatkan pinjaman lagi.
TUJUAN
Tujuan Summary ini adalah
memberikan solusi kepada petani untuk mengatasi kelemahan revolusi hijau,
setidaknya dapat:
(1) Meningkatkan
kesejahteraan petani terutama kelompok masyarakat yang mata pencahariannya
berkaitan langsung dengan sumberdaya pertanian.
(2) Memanfaatkan
kekosongan kegiatan pada waktu luang dan menguatkan cashflow usaha tani dengan melakukan diversivikasi horisontal
pada usaha tani.
(3) Menerapkan
LEISA (Low External Inputs for Sustainable
Agriculture) dan bio-cycle sehingga
tercapai efisiensi biaya usaha tani yang akan menurunkan harga pokok produksi.
(4) Menerapkan
prinsip 6-R (Rethinking-Reducing-Recovering-Reusing-Recycling-Responding).
(5) Meningkatkan
keunggulan komparatif dan kompetitif produk pertanian baik produk primer maupun
olahan, sehingga memiliki daya saing yang kuat.
(6) Menjaga
dan meningkatkan kualitas sumberdaya petani.
Melalui pengelolaan terpadu yang mencakup:
(1) Integrated
Crop Management (ICM) atau
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), seperti cara tanam, pola tanam, perawatan
tanaman, metode panen, dll.
(2) Integrated Nutrient Management (INM) atau
Pengelolaan Hara Terpadu, yaitu menyediakan hara yang sesuai dengan jumlah hara
(neraca hara) yang dibutuhkan oleh setiap komoditas, sehingga tercipta
kecukupan hara dalam jumlah yang tepat dan tanaman dapat berproduksi optimal.
(3) Integrated
Pest Management (IPM) atau
Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) yang lebih efektif dan ramah lingkungan seperti
penggunaan pestisida nabati, perangkap, predator alami, organisme antagonis,
dan usaha-usaha penegahan serangan hama/penyakit.
(4) Integrated
Soil Moisture Management (IMM) atau
Pengelolan Air Terpadu (PAT) seperti peggunaan irigasi teknis atau teknologi
yang lebih canggih lainnya dalam sistem vertigasi.
(5) Integrated
Livestock Management (ILM) atau
Pengelolaan Ternak Terpadu [ Untuk peternakan dan/atau sistem/pola pertanian
terpadu di mana ada hubungan timbal-balik antara pertanian dan peternakan.
(6) Integrated
Waste Management (IWM) atau
Pengelolaan Limbah Terpadu [ Untuk peternakan dan/atau sistem/pola pertanian
terpadu di mana siklus biologi (bio-cycle) dalam usaha
budidaya yang tidak terputus dan pemanfaatan biomassa yang lebih efektif dan
efisien (zero waste management).
Arahan
dari pelaksanaan usaha tani yang berwawasan lingkungan ini menuju pertanian
organik sebagai persyaratan mutlak menuju era perdagangan bebas yang akan
menghasilkan produk pertanian sehat dengan meminimisasi terjadinya penu-runan
produksi tahap awal karena pengurangan pupuk kimia berdasarkan perhi-tungan
neraca hara.
SASARAN
Petani yang dapat melaksanakan konsep sistem pertanian terpadu ini adalah petani atau kelompok tani yang memiliki lahan sekurang-kurangnya 1 ha untuk menda-patkan kelayakan ekonomi yang cukup dalam kegiatan usaha tani. Diharapkan petani akan menjadi subyek dalam pelaksanaan kegiatan usaha tani tanpa ter-gantung dari pihak manapun dengan pembentukan permodalan dan pasar yang baik oleh lembaga atau instansi yang berkompeten.
Petani yang dapat melaksanakan konsep sistem pertanian terpadu ini adalah petani atau kelompok tani yang memiliki lahan sekurang-kurangnya 1 ha untuk menda-patkan kelayakan ekonomi yang cukup dalam kegiatan usaha tani. Diharapkan petani akan menjadi subyek dalam pelaksanaan kegiatan usaha tani tanpa ter-gantung dari pihak manapun dengan pembentukan permodalan dan pasar yang baik oleh lembaga atau instansi yang berkompeten.
SISTEM
PERTANIAN TERPADU
Sistem
Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian,
peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian
dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi
peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan,
serta pengembangan desa secara terpadu. Diharapkan kebutuhan jangka pendek,
mene-ngah, dan panjang petani berupa pangan, sandang dan papan akan tercukupi
dengan sistem pertanian ini
MODEL PERTANIAN TERPADU
Model
pertanian terpadu dalam satu siklus biologi (Integrated Bio Cycle Farming) yang tidak
ada limbah, semua bermanfaat. Limbah pertanian untuk pakan ternak dan limbah
peternakan diolah jadi biogas dan kompos sehingga impian membentuk masyarakat
tani yang makmur dan mandiri terkonsep dengan jelas.
Konsep terapan pertanian terpadu akan menghasilkan F4 yang sebenarnya adalah langkah pengamanan terhadap ketahanan dan ketersediaan pangan dan energi secara regional maupun nasional, terutama pada kawasan kawasan remote area dari jajaran kepulauan Indonesia.
Konsep terapan pertanian terpadu akan menghasilkan F4 yang sebenarnya adalah langkah pengamanan terhadap ketahanan dan ketersediaan pangan dan energi secara regional maupun nasional, terutama pada kawasan kawasan remote area dari jajaran kepulauan Indonesia.
(1) F1
[ FOOD; Pangan manusia (beras, jagung, kedelai, kacang-kacangan, jamur,
sayuran, dll.), produk peternakan (daging, susu, telor, dll.), produk budi-daya
ikan air tawar (lele, mujair, nila, gurame, dll.) dan hasil perkebunan (salak,
kayumanis, sirsak, dll.)
(2) F2
[ FEED; Pakan ternak termasuk di dalamnya ternak ruminansia (sapi, kambing,
kerbau, kelinci), ternak unggas (ayam, itik, entok, angsa, burung dara, dll.),
pakan ikan budidaya air tawar (ikan hias dan ikan konsumsi).
Dari
budidaya tanaman padi akan dihasilkan produk utama beras dan produk sampingan
bekatul, sekam padi, jerami dan kawul, semua produk sampingan apabila diproses
lanjut masih mempunyai kegunaan dan nilai ekonomis yang layak kelola. Jerami
dan malai kosong (kawul) dapat disimpan sebagai hay (bahan pakan kering) untuk
ternak ruminansia atau dibuat silage (makanan hijau terfermentasi), sedangkan
bekatul sudah tidak asing lagi sebagai bahan pencampur pakan ternak
(ruminansia, unggas dan ikan). Pakan ternak ini berupa pakan hijauan dari
tanaman pagar, azolla, dan eceng gondok.
(3) F3
[ FUEL; Akan dihasilkan energi dalam berbagai bentuk mulai energi panas (bio
gas) untuk kebutuhan domestik/masak memasak, energi panas untuk industri
makanan di kawasan pedesaan juga untuk industri kecil. Hasil akhir dari bio gas
adalah bio fertilizer berupa pupuk organik cair dan kompos.
Pemakaian tenaga langsung lembu untuk penarik pedati, kerbau untuk meng-olah lahan pertanian sebenarnya adalah produk berbentuk fuel/energi.
Sekam padi dapat dikonversi menjadi energi (pembakaran langsung maupun gasifikasi) dan masih akan menghasilkan abu maupun arang sekam yang dapat diimplementasikan sebagai pupuk organic, sementara apabila energi sekam padi digunakan untuk gas diesel engine akan didapatkan lagi hasil sampingan berupa asap cair (cuka kayu) yang dapat digunakan untuk pengewet makanan atau campuran pestisida organik.
Pemakaian tenaga langsung lembu untuk penarik pedati, kerbau untuk meng-olah lahan pertanian sebenarnya adalah produk berbentuk fuel/energi.
Sekam padi dapat dikonversi menjadi energi (pembakaran langsung maupun gasifikasi) dan masih akan menghasilkan abu maupun arang sekam yang dapat diimplementasikan sebagai pupuk organic, sementara apabila energi sekam padi digunakan untuk gas diesel engine akan didapatkan lagi hasil sampingan berupa asap cair (cuka kayu) yang dapat digunakan untuk pengewet makanan atau campuran pestisida organik.
(4) F4
[ FERTILIZER; Sisa produk pertanian melalui proses decomposer maupun pirolisis
akan menghasilkan organic fertilizer dengan berbagai kandungan unsur hara dan
C-organik yang relative tinggi. Bio/organic fertilizer bukan hanya
sebagai penyubur tetapi juga sebagai perawat tanah (soil conditioner), yang dari sisi
keekonomisan maupun karakter hasil produknya tidak kalah dengan pupuk buatan (anorganik fertilizer) bahkan pada
kondisi tertentu akan dihasil-kan bio pestisida (dari asap cair yang dihasilkan
pada proses pirolisis gasifikasi) yang dapat dimanfaatkan sebagai pengawet
makanan yang tidak berbahaya (bio preservative).
Dari F4 diatas tersimpulkan betapa besar kasih sayang Sang Maha Pencipta terha-dap makhluk-Nya khalifah di bumi – tidak satupun ciptaan-Nya yang sia-sia
Dari F4 diatas tersimpulkan betapa besar kasih sayang Sang Maha Pencipta terha-dap makhluk-Nya khalifah di bumi – tidak satupun ciptaan-Nya yang sia-sia
BalasHapusHalo semuanya, ini adalah Cara mendapatkan pinjaman darurat sebesar € 30.000 dalam 24 jam untuk memulai bisnis saya sendiri dari layanan online pinjaman internasional, hubungi email perusahaan untuk pemrosesan pinjaman Anda jika Anda tertarik:
email: atlasloan83@gmail.com
WhatsApp: +1 (443) -345-9339