Selasa, 06 Juni 2023

Pembibitan Tembakau

PENYULUH PERTANIAN DESA RIWO KECAMATAN WOJA KAB. DOMPU | Selasa, 06 Juni 2023,23.52 |


Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L) merupakan tanaman komersial dengan memanfaatkan daunnya untuk rokok, pipa ataupun tembakau kunyah (chewing). Tembakau dapat ditanam di dataran rendah ataupun dataran tinggi tergantung jenis dan varietasnya. Ketinggian tempat yang paling optimal untuk pertumbuhan tembakau adalah 0 – 900 m dpl. Ditinjau dari konteks lingkungan fisik (tanah, air, udara dan iklim) terutama iklim mikro maka untuk mendapatkan daun tembakau yang berkualitas diperlukan syarat-syarat sebagai berikut : (a) kelembaban udara rata-rata 60% - 80%, (b) curah hujan rata-rata per bulan kurang lebih 175 mm, (c) temperatur udara berkisar antara 210 – 330 C, (d) intensitas penyinaran matahari antara 61% - 69%.

Tembakau rajangan dapat tumbuh pada tanah ringan (berpasir) ataupun tanah berat (liat). Derajat keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman tembakau 5,5 – 6,0.matahari langsung.

Pembibitan tembakau rajangan dilakukan pada bedengan, dengan ukuran panjang 12,5 m dan lebar 1,2 m. Untuk penanaman tembakau seluas satu hektar diperlukan 6 bedengan pembibitan.

Kebutuhan benih tembakau sebanyak 3 gram/bedengan. Sebelum penyebaran benih di bedengan, lapisan atas bedengan diberi sekam secara merata kemudian disiram. Sekam ini berfungsi untuk menjaga kelembaban tanah dan mencegah benih berpindah tempat. Selanjutnya benih disebar dengan menggunakan alat sebar benih (seeding boom). Setelah benih disebar, bedengan ditutup dengan plastik cover bed.

Pada umur 0 – 7 HSS cover bed ditutup, kecuali saat penyiraman. Umur 8 – 14 HSS cover bed dibuka pada pagi hari hingga pukul 09.00, umur 15 – 21 HSS dibuka pada pagi hari hingga pukul 11.00, umur 22 – 30 HSS dibuka pagi hari hingga pukul 13.00. Selanjutnya mulai umur 31 HSS hingga akhir pembibitan, cover bed bisa dibuka penuh.

Untuk pemeliharaan di bedengan, bibit disiram dengan interval dan volume penyiraman sesuai umur bibit. Pada 0 – 7 HSS bibit disiram 3x sehari (pagi, siang dan sore) dengan volume penyiraman 2 gembor/bed. Pada umur 8 – 14 HSS bibit disiram dengan interval 2x sehari (pagi dan sore) dengan volume 3 gembor/bed. Umur 15 – 21 HSS disiram 1x sehari (siang) dengan volume 4 gembor/bed, selanjutnya 22 – 28 HSS disiram 1 x sehari (siang) dengan volume 5 gembor/bed. Memasuki umur 29 – 45 HSS, tidak dilakukan penyiraman sama sekali.

Untuk memacu pertumbuhan (top dressing), bibit tembakau di bedengan diberi larutan KNO3 dengan cara disiramkan. Dosis larutan ini adalah 3 sendok makan KNO3 untuk 1 gembor air. Kebutuhan larutan untuk pembibitan tembakau sebesar 2 gembor/ bedengan. Jadwal pelaksanaan top dressing yaitu umur 14 HSS dan 21 HSS.

Pada saat bibit berumur 25 HSS dan 35 HSS, dilakukan pemotongan beberapa daun (clipping). Tujuan dari pemotongan ini adalah menyeragamkan bibit dan mengeraskan batang tembakau.

 Bibit tembakau siap dipindah tanam pada umur 45 HSS, dengan ketinggan seragam berkisar 10 – 12 cm. Sebelum dilakukan pindah tanam, bedengan disiram hingga jenuh air. Hal ini bertujuan agar akar tanaman tembakau tidak banyak yang putus.

oleh : Nurdin. SST (Penyuluh Pertanian Desa Riwo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar